"Fear of Success" di Kalangan Wanita Karir



“Fear of Success” (kekhawatiran untuk meraih sukses dikalangan wanita karir :
Merupakan disposisi yang stabil yang diperoleh pada awal kehidupan seseorang berkaitan dengan standar identitas jenis kelamin (Morgan 1984)
Timbul karena adanya dugaan yang realistik (pengalaman) terhadap konsekuensi negatip yang akan diterima oleh wanita karena penyimpangan terhadap norma-norma masyarakat

Sebab-sebab timbulnya “fear of success”
Ada dua jenis situasi kompetisi yang dihadapi wanita karir :
a. Non-Competitive Oriented Situation (Situasi orientasi yang tidak kompetitif)- Kompetisi untuk memenuhi target yang telah digariskan secara umum
b. Interpersonal Competitive achievement Oriented Situation (Situasi kompetisi antar pribadi)
kompetisi antar pribadi, sukses yang diperoleh seseorang, berarti kegagalan pada orang lain (pria)
situasi kompetisi yang kedua ini menampilkan sifat agresif dan maskulin, sehingga dalam situasi seperti ini wanita tidak tepat untuk terjun.

Harapan Masyarakat (Social Value Expectation) :
Wanita melayani orang lain, pekerjaan yang cocok ialah : ibu rumah tangga (full house wife)
kalau bekerja diluar rumah : guru, bidan atau perawat.
Dibidang ini, mereka boleh menunjukkan prestasi yang tinggi (non-interpersonal competition),jadi kompetisi yang tidak mengalahkan orang lain, terutama laki-laki

Dampak “fear of success” :
menutupi kemampuan agar tidak melampaui kemampuan laki-laki
menyesuaikan diri dengan antisipasi (harapan) masyarakat agar wanita tetap sebagai sub ordinate laki-laki.

Feminim dan Maskulin
Budaya telah menentukan sifat-sifatfeminine dan maskulin sbb :
Feminim Maskulin
-- tidak agresif -- agresif
-- tidak independent -- independent
-- penurut -- dominan
-- tidak kompetitif -- kompetitif
-- pasif -- aktip
-- sulit membuat -- dapat membuat
keputusan keputusan
-- tidak ambisius -- sangat ambisius
-- peka thd perasaan -- tidak peka
-- butuh pengamanan –- tidak butuh

Sosialisasi Peran Jenis Kelamin
Keluarga (secara struktural merupakan acuan pembentukan model & steriotip)
Media masa (menunjukkan konsekuensi apa yang dihadapi kalau wanita melanggar)
Teman sebaya (peer group) – berfungsi memberikan contoh aktual
Lingkungan Budaya, berperan besar dalam sosialisasi nilai-nilai, model, ganjaran dan steriotip peran jenis kelamin.

Perwujudan Tingkah laku “Fear of Success” :
Mengabaikan tugas
Menolak pemberian promosi
Mengalihkan bidang kegiatan
Bekerja pada pria (walupun wewenangnya melebihi kedudukannya)
Mendukung prestasi suami atau anaknya
Menurunkan prestasi kerja
Menjadi orang kedua dari seorang tokoh

Beberapa hasil penelitian :
1. Meutia Nauly (1992-1993) :
Penelitian dengan mengambil sample wanita karir (yang belum berumah tangga) dan berpendidikan minimal D-3/S-1 dilakangan etnik Batak, Jawa dan Minang, menunjukkan : Perbedaan tingkat FoS antara ketiga kelompok suku ini: Wanita Minang memiliki tingkat FoS yang paling rendah sesudah wanita Jawa dan Batak. Hal ini sesuai dengan perbedaan struktur wanita dalam kehidupan budaya ketiga kelompok etnis tersebut.

2. Usman Pelly (1992-1993) : Penelitian dikalangan mahasiswa kota Medan menunjukkan bahwa :
Kehidupan di kampus telah memberikan suasana lingkungan, struktur sosial dan akademik, yang memungkinkan wanita mengembangkan konsep diri seoptimal mungkin, tanpa khawatir adanya social rejection dari masyarakat kampus sendiri.

Sukses demi sukses yang diraih seorang mahasiswi dalam kompetisinya dengan mahasiswi atau mahasiswa, telah memberikan rasa oercaya diri, kepuasan dan penghargaan yang tinggi kepada diri sendiri. Pengalaman ini telah mengkondisikan rendahnya tingkat “FoS” dikalangan mahasiswi.

Wanita Calon Legeslatif (Pemilu 2008):
Wanita yang maju sebagai calon legislatif pada Pemilu 2008 ini tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai turun kemedan kompetitip dengan pria. Karena berdasarkan UU perempuan telah diberi jatah 30%.
Walaupun demikian ternyata sangat sedikit wanita yang belum berumah tangga (masih single) yang menjadi caleg. Hal ini menunjukkan, di kalangan wanita remaja masih tinggi tingkat “FoS”!

IMPLIKASI PENELITIAN
Situasi yang menantang prestasi adalah situasi yang selalu bersifat kompetitif, aggressive dan maskulin. Budaya kita selalu menganggap tidak sesuai dengan kewanitaan, karena itu masyarakat mendesak wanita agar menghindarinya, artinya juga menghindari sukses.

PROF DR USMAN PELLY MA
ANTROPOLOG UNIMED
(Disampaikan pada Sarasehan Politik Perempuan: Penyatuan Visi dan Capacity Building Para Caleg Perempuan Kota Medan di Binagraha Pemprovsu, 04 April 2009)

0 komentar: